Article on Kompas Newspaper (printed version) on 5 May 2014 reported Prof Josaphat’s analysis result using synthetic aperture radar (SAR) sensor to estimate the sedimentation and coastline expansion at outlet of 71 rivers around Jakarta Great Sea Wall area using Persistent Scatterers Interferometric Synthetic Aperture Radar (PS-InSAR) and a hundreds ALOS PALSAR images, old maps (1915) etc.
Prof Josaphat comment :
“Profesor Josaphat Tetuko Sri Sumantyo dari Center for Environmental Remote Sensing, Universitas Chiba, Jepang, menyatakan, ancaman pendangkalan akibat sedimentasi di Teluk Jakarta itu nyata.
Berdasarkan penelitian mandiri yang dia lakukan dengan menggunakan pengamatan radar dan satelit, Josaphat mengatakan, laju pengendapan di muara Sungai Citarum dan Cikarang mencapai 18-40 meter dari garis pantai per tahun. Padahal, muara kedua sungai itu mengarah ke kawasan zona ekonomi dan pelabuhan laut dalam Jakarta.
”Dapat diperkirakan pelabuhan laut dalam hanya dapat berfungsi kurang dari 20 tahun saja jika tidak diikuti dengan pembenahan jaringan perairan dari wilayah Jawa Barat,” papar Josh, panggilan akrab Josaphat.”
Related article : http://www2.cr.chiba-u.jp/jmrsl/articles/20141109%20Kompas%20-%20Jakarta%20Great%20Sea%20Wall.jpg